Kemenag Lombok Timur Tepis Isu Ancam Sanksi Bawahan

oleh -5.595 views

LOMBOKSATU.com – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Lombok Timur, H. Azharuddin tepis isu yang menyudutkan pihaknya melakukan ancaman berupa sanksi terhadap sejumlah pegawai di bawah kepemimpinannya untuk mengeluarkan sumbangan pembangunan musholla di kantor setempat.

“Wallahi (Demi Allah) sampai saya bersumpah di hadapan mereka, saya tidak pernah ada kata-kata, kalau tidak ikut menyumbang akan ada sanksi,” tegas H. Azharuddin yang ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (26/9/2019).

Ia menegaskan, sumbangan yang diminta kepada para pegawai di lingkup kemenag bersifat sukrela, tidak ada paksaan sama sekali. Dan sebelum melakukan sosialisasi untuk minta sumbangan, pihaknya mengaku terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan aparat penegak hukum, baik itu kejaksaan, aparat kepolisian maupun pengadilan.

Dari konsultasi yang dilakukan, pihak aparat penegak hukum memberikan masukan untuk melakukan sosialisasi kepada berbagai pihak terutama kepada para pihak yang bernaung di bawah Kementerian Agama Lombok Timur sejak tahun 2018 lalu. Dan hal itu sudah diakukan secara maksimal.

“Saya keliling ke semua KKM melakukan sosialisasi tentang ini, dengan catatan, ini adalah sumbangan seikhlasnya, tidak ada paksaan kepada siapapun, apalagi ancaman berupa sanksi jika tidak memberikan sumbangan,” tegasnya lagi.

Azharuddin menegaskan, pembangunan mushalla yang ada di lingkunga Kantor Kemenag ini ada panitia khususnya. “Tidak ada kaitannya dengan saya, saya disini hanya mengawasi kerjanya panitia,” sambungnya.

Azhar mengakui telah mendengar isu yang berkembang di luaran sana yang memojokan dirinya, bahkan sampai diisukan kalau tidak mengeluarkan sumbangan, pegawai terancam akan dimutasi dan semacamnya.

“Sejak saya mendapatkan informasi terkait dengan isu-isu yang tidak benar tersebut saya kembali turun. Kemarin saya bicara di MTS Negeri 1 Selong dihadapan para guru, silahkan menyumbang bagi yang mau seikhlasnya, bagi yang enggan menyumbag tidak dipersoalkan serta tidak dipaksa,” tegasnya.

Ia juga bercerita, isu ini hampir sama dengan isu yang beredar beberapa waktu lalu, pada saat dirinya melantik lima Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) yang harus mengeluarkan uang untuk menjadi KUA.

“Pada saat itu saya diisukan memungut uang Rp150 juta satu KUA dikalikan dengan 20 KUA sehingga nilainya miliaran. Kalau seperti itu, artinya saya sangat kaya, tapi nyatanya saat ini saya tidak punya mobil pribadi,” ujarnya.

Oleh sebab itu, ia meminta kepada semua pihak terutama keluarga besar kementerian agama untuk menjaga institusi ini dengan baik bekerja dengan penuh interitas dan dedikasi, serta ikhlas.

“Saya yakin isu ini datang dari internal, oleh sebab itu saya harapkan pada semuanya untuk menjaga institusi ini, kalau bukan kita siapa lagi yanh akan memelihara kalau bukan kita supaya institusi kita menjadi institusi yang bersih dan bisa melayani masyarakat dengan baik,” harapnya.

Ia berharap kepada semua pihak bisa memberikan kritik jika ada hal yang kurang baik. Dan kalau ada bawahannya yang melakukan hal-hal yang merugikan institusi pihaknya mempersilahkan masyarakat melaporkan untuk di tindak.

“Saya siap dikritik dan diberikan masukan, sebagai semangat untuk berbenah dan mengevaluasi diri. Dan kalau ada yang hal lain yang merugikan diluar silakan laporkan untuk kita tindak,” tegasnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.