Kemenkes Resmikan Program Integritas Layanan Primer di Lombok Timur

oleh -203 views
oleh

LOMBOKSATU.com – Kemetrian Kesehatan Republik Indonesia resmikan Program Integritas Layanan Primer (ILP) di Kabupaten Lombok Timur, Jumat (26/07/2024).

Acara yang berlangsung di halaman kantor Dinas Kesehatan Lombok Timur itu dihadiri Dirjen Kesehatan Masyarakat Dr. Marya Endang didampingi Pj Bupati dan Kepala Dinas Kesehatan setempat.

Peluncuran ditandai dengan pukulan gong yang menandakan layanan kesehatan dimulai, baik di Puskesmas, Pustu, dan Polindes sudah terintegrasi untuk pelayanan masyarakat. Program ini diharapkan dapat meningkatkan layanan dan fasilitas kesehatan kepada masyarakat.

Pj. Bupati Lombok Timur H. Muhammad Juaini Taofik menyampaikan, Lombok Timur terus berupaya untuk bertransformasi melalui kolaborasi yang baik dengan semua pihak.

Ia mencontohkan berbagai prestasi yang berhasil diraih sektor kesehatan merupakan kontribusi dan hasil kolaborasi dengan sektor di luar kesehatan.

“Saat ini Posyandu kita begitu bagus, stunting kita dapat terbaik konvergensinya, angka sudah mulai turun, saya yakin itu juga dukungan di luar sektor kesehatan,” terangnya.

Ia berharap ILP dapat menjawab tuntutan masyarakat akan layanan kesehatan yang terus meningkat. Komitmen dan kebersamaan menjadi salah satu kunci.

“Kita adalah pelayan publik, harkat dan martabat kita ada pada saat pelanggan yang kita layani lebih puas,” tegasnya.

Lombok Timur berada di urutan 150 lebih dari kabupaten/kota se-Indonesia yang meluncurkan ILP. Ia berharap Kementerian Kesehatan dapat memberikan perhatian untuk program-program selanjutnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan H. Pathurrahman menjelaskan ILP merupakan pilar trsnsformasi kesehatan, berdasarkan siklus hidup, agar mudah di akses oleh masyarakat luas

Ia pun turut mencontohkan, dengan ILP ini Ibu hamil akan bisa terpantau kesehatannya, agar bisa mendeteksi penyakit sejak dinia, dan segera dilakukan penanganan.

Kini, Puskesmas tidak lagi memisahkan layanan berdasarkan program tertentu, seperti TBC atau malaria, tetapi berintegrasi dalam satu sistem yang lebih holistik.

Misalnya, hasil skrining di Puskesmas akan diinformasikan kepada petugas Pustu untuk ditindaklanjuti.

“Perbedaan signifikan dalam sistem pelayanan ini memungkinkan kita untuk mendeteksi lebih banyak jenis penyakit pada pasien yang datang ke Puskesmas,” tutup Pathurrahman.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementrian Kesehatan Maria Endang Sumiwi menjelaskan program ILP yang merupakan pilar pertama transformasi pelayanan kesehatan menuju Indonesia emas.

Transformasi kesehatan ini merupakan kesempatan kabupaten untuk mengambil kesempatan meningkatkan peralatan dan infrastruktur fasilitas kesehatan di layanan primer.

Ditekankannya bahwa Pemerintah pusat menargetkan dalam tiga tahun seluruh kabupaten sudah memiliki laboratorium kesehatan daerah, seluruh desa juga sudah memiliki Pustu.

“Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan, Bappenas seudah sepakat dalam tiga tahun seluruh kabupaten memiliki laboratorium kesehatan daerah, termasuk provinsi,” terangnya.

“Seluruh desa ada pustunya, Polindes boleh di-upgrade jadi Pustu, tidak perlu membangun baru,” tambahnya kemudian.

Penyediaan sumber daya manusia pendukung juga disampaikannya menjadi target pemenuhan untuk mendukung transformasi kesehatan tersebut.

Ia berharap Lombok Timur dapat memunculkan best practice dari ILP sehingga dapat ditiru daerah lain. Kunci dari keberhasilan adalah dukungan kuat Kepala Daerah, integrasi kuat dengan lintas sektor, termasuk PKK, juga Camat dan Kepala Desa.

Mengingat konvergensi stunting di Lombok Timur sudah bagus, ia optimis konvergensi layanan primer juga akan bagus.