Teliti Jambu Mete, Siswa MAN 1 Lotim Wakili Indonesia Kompetisi Karya Ilmiah Internasional

oleh -1.312 views
man_1_lotim
Kepala madrasah bersama pembina KIR serta siswi yang akan lomba

LOMBOKSATU.com – Siswa MAN 1 Lombok Timur (Lotim) sukses meraih juara 2 lomba inovasi yang dilaksanakan di Gedung Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) Kemendikbud Jakarta yang berlangsung pada 25 sd 27 Nopember 2023 lalu.

Atas prestasi itu, Tim KIR MAN 1 Lotim saat ini kembali mewakili Indonesia pada ajang kompetisi penelitian siswa dan mahasiswa sebagai kelanjutan dari program sebelumnya pada ajang kompetisi penelitian yang digelar Museum Sains Nasional Thailand (NSM) di Khlong Luang, Pathum Thani 12120 Thailand.

Komite pengoranisaiannya adalah National Science Museum Thailand, (NSM) kemudian Ministry of Higher Eduacation, Science, Research and Innovation (MHESI) dan The Science Society of Thailand under the Patnage of His Majesty The King (SST) dalam event The 10Th 2024 yang akan berlangsung pada 02-07 July 2024 secara tatap muka.

Pada lomba yang cukup bergengsi ini, Tim KIR MAN 1 Lotim yang terdiri dari Fatina Nur Khafiza dan Annisa Aulya Maulida yang mengangkat judul penelitian “Benefit of Mete Jambu Fruits (Anacardium Ocidentale) Asbiotanol to Address Fossil Fuel Dependency in Indonesia” (Pemanfaatan Buah Jambu Mete (Anacardium Ocidentale) sebagai Bioenatol Guna Mengatasi Ketergantungan Bahan Bakar Fosil di Indonesia”

Fatina Nur Khafiza mengatakan, memasuki era yang serba modern mendorong masyarakat untuk bergantung pada hal yang parktis dan efisien. Salah satunya pada tranfortasi, dimana masyarakat mulai menggunakan kendaraan kemanapun berpergian. Ini menunjukkan ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakarfosil masih sangat tinggi.

“Sehingga dibutuhkannya transisi energi untuk menjaga ketersediaan energi di masa mendatang, seperti melalui energi baru terbarukan. Karena itu untuk mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi ketergantungan bahan bakarfosil, salah satunya melalui bietanol sehingga penulis berinisiatif untuk membuat bioetanol dari buah jambu mete,” paparnya, Senin (23/04/2024).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan bioetanol dari buah jambu mete, dan untuk mengetahui persentase bioetanol yang dihasilkan dari buah jambu mete. Proses pembuatan bioetanol jambu mete ini melalui beberapa tahapan yakni fermentasi dan destilasi.

Fatina menuturkan, pada tahapan fermentasi buah jambu mete seberat 1 kg yang sudah diblender dicampur dengan ragi tape yang memiliki variasi yang berbeda, yaitu 3 grm, 6 grm, dan 9 grm ragi tape, kemudian didiamkan pada wadah tertutup selama 6 hari pada suhu ruang.

“Hasil fermentasi akan disaring untuk memisahkan ampas dan ekstrak jambu mete. Pada tahapan destilasi esktrak jambu mete diipanaskan untuk memisahkan antara ampas air dengan bioetanol dengan suhu 75-78oC selama 6 jam,” papar Fatina.

Dari proses destilasi, penggunaan konsentrasi ragi tape sebanyak 3 gram menghasilkan bioetanol sebanyak 135 ml sedangkan pada wadah kedua yang menggunakan ragi tape 6 grm menghasilkan 140 ml bioetanol, dan terakhir pada wadah ketiga yang menggunakan ragi tape sebanyak 9 gr menghasilkan 165 ml, papar Bohari Muslim selaku pelatih tim KIR MAN 1 Lotim.

Atas torehan prestasi yang membanggakan ini kepala MAN Lotim M. Nurul Wathoni mengungkapkan rasa syukurnya karena sukses meraih prestasi di ajang lomba penelitian ilmiah ini siswa MAN 1 Lotim sudah sampai masuk ke level internasional. Dan karena ini kompetisinya diikuti 150an peserta dari 8 negara.

Oleh karena itu, pihak madrasah akan terus melakukan pembinaan tambahan untuk memperkuat penguasan siswa pada materi dan kemampuan presentasi siswa terlebih diharuskan berbahasa inggris karena itu dalam waktu dekat ini akan menghadirkan salah satu peneliti senior UIN Syarif Hidayatullah yakni Dr Melinda Fatra., Ph.D yang juga menjadi juri Myrest.

“Kita juga akan minta pembimbing tambahan di Universitas Mataram dan Tim peneliti di Universitas Hamzanwadi agar kemampuan siswa semakin maksimal dengan harapan agar nantinya dapat meraih hasil terbaik,” papar kepala madrasah yang telah membawa harum daerah di kancah internasional itu.

Terkait dengan pembiayaan, pihak madrasah tentu punya ikhtiar agar pembiayaan ini menjadi beban madrasah lewat kreasi yang dapat dilakukan agar tidak menjadi beban siswa dan wali murid.  “Insya Alloh kalau kita sungguh-sungguh untuk berprestasi, kemaslahatan siswa dan kemajuan madrasah selalu ada jalan keluar,” ungkap Wathoni.