LOMBOKSATU.com – Dinas Kesehatan Bersama Pemerintah Daerah dan seluruh elemen terkait bahu membahu terus tekan angka penurunan stunting di Lombok Timur.
Pada tahun 2021 lalu, posisi Lombok Timur berada di posisi pertama, namun dengan adanya keinginan yang kuat, Lombok Timur bisa menekan angka tersebut.
“Angka Stunting di Lombok Timur ini terus mengalami penurunan, pertahunya penurunan stunting mencapai 8 persen,” ungkapnya, Kamis (21/03/2024).
Pathurrahman juga menegaskan, dinas kesehatan dan pemerintah daerah akan terus berupaya melakukan yang terbaik, agar kasus stunting di Lombok Timur terus bisa menurun.
“Beberpa keberhasialan dari kerja keras kami dalam memerangi stunting yaitu, pada 2021 lalu Lotim berada di Posisi pertama, seiring berjalannya waktu, hingga 2024 Lotim menepati posisi ke empat dalam memerangi Stunting,” terangnya.
Iapun berharap, seluruh masyarakat dan semua elemen turut andil ambil bagian dalam memerangi stunting, agar bisa ditekan sampai Lombok Timur ini dinyatakan bebas dari stunting.
Disisi lain Pj Bupati HM Juaini Taofik menyampaikan perlunya melakukan akselerasi penurunan prevalensi stunting untuk mencapai target 14% di tahun 2024 ini.
Intervensi lebih terarah yang didukung tenaga gizi sebagai tenaga utama dan strategis, ia menyebut para tenaga gizi merupakan aktor utama di Posyandu masing-masing karena pemahamannya.
Ia juga mengingatkan pentingnya pemutakhiran data elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM) untuk peningkatan kualitas data.
Pemutakhiran tersebut dilakukan untuk semua balita mulai dari penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan balita secara benar dan valid.
Ia mengingatkan agar melakukan verifikasi dan analisis terhadap data hasil pengukuran yang didapatkan dari Posyandu sebelum dientri ke dalam sistem e-PPGBM.
“Pastikan pengukuran valid dan reliable, mengingat reliabilitasnya ditentukan oleh TPG,” pungkasnya.




