TGB: Negara “Goyang” Dakwah juga “Goyang”

oleh -1.000 views
TGB Dr. KH. Muhammad Zainul Majdi

LOMBOKSATU.com – Ketua Umum Pengurus Besar NW TGB Dr. KH. Muhammad Zainul Majdi menegaskan, menjaga Negara dari berbagai gangguan merupakan kewajiban semua anak bangsa karena jika Negara mengalami gangguan maka akan berdampak kepada kehidupan beragama dan beribadah kepada Alloh.

Hal itu disampaikan saat Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (NW) menggelar peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw 1442 Hijriah, Kamis (11/03/2021) yang berlangsung di tempat kelahiran NW di Pancor Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hadir dalam kesempatan itu sejumlah pengurus besar, dewan muhtasyar, Ketua Yayasan PPD NW Pancor, dan jamaah pengajian lainnya.

TGB juga berharap kepada semua jamaah untuk tetap menjaga tanah air. Tanah air itu bukan sekadar tanah dan air, tapi seluruh isi dan kebaikan-kebaikan di negeri ini. TGB mencontohkan, banyak Negara yang ulamanya hebat namun sekarang tidak ada yang belajar karena negaranya kacau. Jadi kalau Negara kacau maka akan berdampak ibadah. “Negara ‘goyang’ maka dakwah juga ‘goyang’,” ungkapnya.

Oleh sebab itu menjaga Negara ini adalah wajib. “Mari kita menjaga Negara kita,” ajaknya. TGB juga mengajak jamaah untuk menjaga kesehatan dan mentaati protokol kesehatan di tengah pandemi covid-19, karena beda antara orang yang berikhtiar dengan yang tidak pernah. TGB juga menyebut, banyak musibah juga membawa berkah, karena itu ikhtiar harus dilakukan. Alloh menilai ikhtiar, tapi kalau tidak berikhtiar dan kena dengan musibah. Itu adalah urusan Alloh. “Jadi takdir itu diketahui setelah terjadi, kalau belum terjadi tidak ada yang tahu,” ungkapnya.

Dalam peringatan Isra’ Mi’raj itu, TGB juga menguarai tentang i’tibar dan ibrah dari setiap peringatan hari-hari besar. TGB menyebutkan, sudah hampir setahun majlis secara langsung hampir tidak pernah ada, kalaupun ada pertemuan namun sangat terbatas karena pandemi yang melanda bangsa di seluruh dunia. “Sekarang ini, rara-rata majlis kita online, dan alhamdulilah hari ini kita bisa berjumpa secara laungsung,” ungkapnya.

TGB juga mengurai soal fenomena banyaknya ulama tokoh bangsa yang meninggal dunia. Diceritakan, awal tahun 2021 ini saja lebih dari 300 ulama yang meninggal. Termasuk di NW banyak tuan guru dan orang tua yang meninggal. Bahkan ada ulama yang meninggal dunia karena pandemi sehingga tidak bisa berta’ziah karena disesuaikan dengan keadaan. Namun demikian diharapkan kepada semua jamaah untuk tetap beribadah kepada Alloh Swt.

Dipaparkan, dalam uraian ayat yang menceritakan isra’ mi’raj memberikan pembelajaran kepada semua umat. Suratul isra’ mi’raj itu menggabarkan surga dan isinya. Dan untuk menuju ke surga itu tidak memerlukan biaya. Oleh sebab itu TGB mengajak untuk selalu bertasbih dan meletakkan kesyukuran dalam menerima semua nikmat dengan keridhaan.

Selain itu, dari peristiwa isra’ mi’raj ini adalah mukjizat dari Alloh. Oleh sebab itu manusia harus bersikap sami’na wa’atha’na kepada Alloh Swt dan tunduk kepada Alloh. Disinilah umat diharapkan untuk menerima semuanya dengan keikhlas termasuk ikhlas dalam menuntut ilmu. Jangan pernah ada rasa sedikitpun merasa lebih bisa daripada guru.

Lebih lanjut mengurai memperingati isra’ mi’raj, TGB menyebutkan hal itu merupakan ujian untuk memantapkan keyakinan, termasuk perayaan NW bulan Maret ini bagian dari itu. Oleh sebab itu diharapkan kepada semua jamaah untuk selalu mengingat dan selalu bersama Alloh sehingga keikhlasan itulah yang diberkahi. Oleh sebab itu dalam berjuang jangan menghabiskan waktu pada hal yang tidak bermanfaat. “Isra mi’raj mengajarkan fokus untuk berjuang,” ungkapnya.