LOMBOKSATU – Pengembangan komoditas bawang putih yang ditarget swasembada nasional pada 2021 mendatang, Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja spesifik di Lombok Timur. Kunjungan yang dimaksudkan menyerap sejumlah persoalan yang berkembang di lapangan ini diterima Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur mewakili Bupati.
Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur, H. Abadi mengatakan, persoalan yang dihadapi dalam pengembangan bawang putih adalah belum adanya pihak ketiga maupun BUMN yang ditunjuk melakukan pembelian hasil panen petani yang akan dipersiapkan menjadi bibit.
Hal itu menyebabkan tidak sedikit bawang putih yang dijual ke pasaran untuk konsumsi. Di sisi lain sejumlah perusahaan maupun petani telah banyak mengajukan permohonan penangkaran benih bawang putih.
Selain itu, menurut H. Abadi, dibutuhkan penambahan sarana produksi seperti benih, pupuk, dan obat-obatan menyusul meningkatnya target luas komoditi pertanian yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
“Perbaikan infrastruktur irigasi yang sekarang ini menjadi kebijakan strategis pemerintah pusat sampai ke daerah menjadi semakin penting. Oleh sebab itu harus segera diperhatikan,” tegasnya, sebagiamana dilansir laman humaslomboktimirkab.
Apabila hal tersebut tidak segera mendapat perhatian, kata dia, akan berdampak terhadap minat petani untuk membudidayakan komoditas ini akan menurun. Dengan demikian luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman tidak mungkin bisa dicapai, dan dapat mengganggu mengganggu ketahanan pangan baik daerah maupun nasional.
Sebelumnya, ketua rombongan tim kunjungan kerja yang diketuai Viva Yoga Mauludi, M.Si. menyampaikan, selain melihat peningkatan produksi bawang putih, kunjungan kerja spesifik di Lombok Timur ini juga sebagai bentuk pengawasan terhadap tindak lanjut dan pertemuan Komisi IV DPR RI dengan beberapa stakeholder, terkait upaya dan dukungan seluruh pihak dalam mewujudkan swasembada bawang putih 2021.
Komisi IV juga mempertanyakan upaya importir dalam menjalankan kebijakan dan upaya dalam mensejahterakan petani maupun penangkar benih yang ada di NTB, khususnya di Sembalun, Lombok Timur.
Hadir pula Sekretaris Dinas Pertanian Provinsi NTB, Dirjen Hortikultura Provinsi NTB, Plt. Dirjen PDASHL, PT. Pupuk Indonesia, PT Pertani Persero, PT. SHS, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Balai Pengawasan sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura (BPSBTPH), petani dan penangkar benih, dan importir di Lombok Timur. Usai diskusi dan tanya jawab, dilakukan peninjauan lapangan di Kecamatan Sembalun.